Minggu, 20 Oktober 2013

Pengertian dan Sejarah Perkembangan Batik Celup/Jumputan



PENGERTIAN DAN SEJARAH PERKEMBANGAN BATIK

A.    Pengertian Batik
Membatik pada hakikatnya sama dengan melukis di atas kain dengan menggunakan canting sebagai alatnya dan cairan malam sebagai bahan untuk melukisnya. Seni batik adalah seni budaya yang kaya nilai-nilai kehidupan manusia dan lingkungan. Artinya dalam seni batik orang akan merasakan denyut nadi dari semangat bangsa Indonesia dari keyakinannya, pandangan hidupnya, dan tujuan masa depannya.
Pengertian batik adalah memberikan motif pada media dengan proses tutup celup. Berbagai macam motif batik yang diterapkan pada benda-benda menjadikan benda tersebut banyak digemari dan diminati oleh masyarakat, khususnya hasil batik pada kain.
Batik memiliki fungsi ganda, yaitu fungsi praktis, kain batik dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti : pakaian, penutup tempat tidur, taplak meja, sarung bantal, dan sebagainya. Secara estetis (keindahan) batik juga bisa dijadikan sebagai hiasan yang menarik seperti: batik lukis yang bisa di bingkai dan bisa dijadikan perhiasan.
Di era globalisasi, batik bukan hanya dijadikan sebagai barang yang memiliki nilai magic dan hanya dimiliki oleh kalangan atas saja, tetapi batik bisa dijumpai di mana-mana dengan motif yang beragam, batik bukan hanya digemari oleh masyarakat Indonesia saja tetapi para Tourisme yang berkunjung ke Indonesia pun tertarik dengan batik. Oleh karena itu batik perlu dikembangkan dengan motif-motif yang beragam, untuk menambah kekayaan motif-motif batik.
B.     Macam-Macam Batik
Batik ada 3 macam, yaitu:
a.       Batik Jumputan
Adalah batik yang dikerjakan dengan cara ikat celup, di ikat dengan tali di celup dangan warna. Batik ini tidak menggunakan malam tetapi kainnya diikat atau dijahit dan dikerut dengan menggunakan tali.
Ada dua teknik membuat batik jumputan, yang pertama teknik ikat, dan yang ke dua teknik jahitan, teknik ikatan adalah Bagian yang ikat, kencang itu pada saat dicelup tidak terkena warna, sehingga setelah ikatannya dilepas akan terbentuk gambarnya, dan teknik jahitan adalah kain diberi pola terlebih dahulu lalu dijahit dengan menggunakan tusuk jelujur pada garis warnanya dengan menggunakan banang, lalu benang ditarik kuat sehingga kain berkerut serapat mungkin. Pada waktu dicelup benang yang rapat akan menghalangi warna masuk ke kain, benang yang dipakai sebaiknya benang yang tebal dan kuat seperti benang plastik / sintesis, benang jins, atau benang sepatu. Hasil jumputan teknik jahitan ini berupa titik-titik yang agak menyambung membentuk gambar.
b.      Batik Tulis adalah batik yang dikerjakan oleh tangan dengan menggunakan alat berupa canting tulis, dan

c.       Batik cap adalah batik yang dikerjakan dengan menggunakan alat yang disebut canting cap, canting cap di buat dari tembaga.

C.    Sejarah Perkembangan Batik Jumputan
Batik dapat berkembang pesat di Indonesia bahkan mulai dikenal di luar negeri, Proses pembuatan batik memang mempunyai ciri tertentu karena keindahannya dan ketelitiannya serta keunikannya, sehingga banyak dikagumi orang-orang asing.
Pada mulanya kain batik hanya dibuat dari bahan kain mori, namun pada masa sekarang berbagai jenis kain seperti berkolin, santung, belacu, bahkan sutera pun dapat dibuat batik.
Di sini yang akan di perkenalkan adalah mengenai batik jumputan (batik celup ikat). Batik Jumputan adalah batik yang dikerjakan dengan cara ikat celup, di ikat dengan tali di celup dangan warna. Batik ini tidak menggunakan malam tetapi kainnya diikat atau dijahit dan dikerut dengan menggunakan tali. Tali berfungsi sama halnya dengan malam yakni untuk menutup bagian yang tidak terkena warna.
Kata jumputan berasal dari bahasa jawa. Menjumput berarti memungut atau mengambil  dengan semua ujung jari tangan. cara pembuatan kain batik jumputan sangat sederhana dan mudah dilakukan karena tidak menggunakan lilin dan canting. Sesuai dengan namanya, batik jumputan dibuat dengan cara menjumput kain yang di isi biji-bijian sesuai dengan motif yang di kehendaki, selanjutkan mengikat, dan terakhir melakukan pencelupan kedalam pewarna. Meskipun dengan cara sederhana. hasil kain batik jumputan tidak kalah indah dengan jenis batik yang lain. Batik jumputan merupakan suatu karya seni yang mempunyai nilai budaya dan nilai ekonomi tinggi.
Menurut sejarah, teknik celup ikat berasal dari tiongkok, teknik ini kemudian berkembang sampai keindia dan wilayah-wilayah nusantara. Teknik celup ikat diperkenalkan ke nusantara oleh orang-orang india melalui misi perdagangan teknik ini mendapat perhatian besar terutama karena keindahan ragam hiasnya dalam rangkayan warna warni yang menaawan. Penggunaan teknik celup ikat ini antara lain di sumatra, khususnya palembang, di kalimantan selatan, jawa dan bali.
Dalam proses pewarnaan batik jumputan, jaman dahulu zat pewarna yang digunakan berasal dari alam. Namun dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi zat pewarna alami mulai di tinggalkan hal ini terjadi terutama karena pewarna sintesis memiliki jumlah warna yang hampir tak terbatas, disamping itu juga, proses pewarnaan alam juga lebih rumit pewarna sintesias. Meskipun demikian, keduanya memiliki keunggulan masing-masing.
Ada dua teknik membuat batik jumputan,
1.    Teknik ikat
Teknik ikatan adalah teknik dengan cara ikatatan, artinya median yang diikat akan menimbulkan motif, cara mengikatnya harus kencang supaya pada saat dicelup tidak terkena warna, sehingga setelah ikatannya dilepas akan terbentuk gambarnya, teknik iket ini dilakukan dengan memegang permukaan kain dengan ujung jari, lalu permukaan kain itu di ikat dengan jelas baik denagn ikatan tunggal maupun jamak. Cara mengikatnya beragam, ada ikatan datar, miring, dan kombinasi adapun teknik lipat dan gulung. Pada saat mengikat jalinan kain
Contoh batik jumputan dengan cara ikatan
PERSIAPAN
Batik Jumputan adalah batik yang dikerjakan dengan cara ikat celup, di ikat dengan tali di celup dangan warna. Batik ini tidak menggunakan malam tetapi kainnya diikat dan dikerut dengan menggunakan tali.
                        
ALAT DAN BAHAN :
1.    Kain mori putih ukuran 100*100 cm
2.    Kelereng
3.    Karet gelang
4.    Daun pandan                  : ¼ kg
5.    Plastic
6.    Kompor
7.    Air mendidih                   : 1,25 liter
8.    Ember                             : 2 buah
9.    Alat pengaduk
10. Tempat jemuran
11.  Blender

PROSES

Langkah Pengikatan Kain :
Teknik ikatan adalah Bagian yang ikat, kencang itu pada saat dicelup tidak terkena warna, sehingga setelah ikatannya dilepas akan terbentuk gambarnya.
Pertama, masukkan kelereng pada kain mori dari bagian buruk kain. Kedua, ikat kelereng yang telah terbungkus kain tersebut dengan karet gelang dari bagian baik kain.

Proses Pembuatan Warna :
Blender daun pandan sampai halus. Lalu campur dengan air secukupnya.

Langkah Pewarnaan (Pencelupan) :
a.       Kain yang sudah diikat, dicelupkan kedalam air bersih beberapa kali sampai warna air tidak keruh (dengan tujuan agar kanji dalam kain terlepas, sehingga pewarnaan dapat merata dengan baik)
b.      Tiriskan kain tersebut dan diperas supaya air berkurang.
c.       Rebuslah kurang lebih 1,25 liter air bersama ¼ kg bahan pewarna alami yang kalian pilih sampai mendidih (jika ada campuran gambir atau kapur atau trawas ikut dilarutkan), semakin banyak bahan pewarna yang digunakan mempunyai kepekatan hasil pewarnaan.
d.      Biarkan air berubah warna (dibiarkan 5 menit lagi diatas kompor) lalu angkat dan disaring, masukkan kedalam ember 1
e.      Kain yangsudah diikat tadi dimasukkan atau dicelupkan kedalam pewarna, dibolak-balik menggunakan pengaduk hingga warna merata. Kain diangkat lalu dibilas ke dalam air bersih ke emmber 2. Diperas lalu tiriskan. Ulangi langkah kelima 2 kali atau lebih.
f.        Setelah setengah kering, ikatan pada kain dibuka sehingga timbul motifnya.
g.       Jemur hingga kering


Penyelesaian :
1.       Merapikan sisi kain dengan digunting
2.       Kain dicuci
3.       Kain disetrika
4.       Kain dikemas

2.                  Teknik jahitan adalah kain diberi pola terlebih dahulu lalu dijahit dengan menggunakan tusuk jelujur pada garis warnanya dengan menggunakan banang, lalu benang ditarik kuat sehingga kain berkerut serapat mungkin. Pada waktu dicelup benang yang rapat akan menghalangi warna masuk ke kain, benang yang dipakai sebaiknya benang yang tebal dan kuat seperti benang plastik / sintesis, benang jins, atau benang sepatu. Hasil jumputan teknik jahitan ini berupa titik-titik yang agak

1 komentar:

  1. menurut konsorsium batik... tidak ada yang namanya batik jumputan. yang ada ya BATIK dan KAIN JUMPUTAN karena pada dasarnya batik memiliki definisi sendiri. sedang persamaannya proses pengerjaannya sama2 dirintangi. Tapi semua tekstik yang didak dikerjakan dengan proses pemalaman... itu bukan batik.

    BalasHapus